Senin, 01 Oktober 2007

kontek5+kelompok

PROBLEM SOLVING

Oke,kali ini kita akan berbicara tentang problem solving, hal ini penting bagi seorang engineer, karena berkaitan dengan pemecahan masalah yang dihadapi. Engineer merupakan problem solver, sebagai calon engineer kita harus belajar memecahkan masalah mulai sekarang. Secara sistematis, langkah2 pemecahan asalah yang harus ditempuh adalah:

  1. Problem Identification, yaitu melihat adanya suatu masalah dan merencanakan untuk memecahkannya. Contohnya saya liat motor saya boros bensin, lalu saya rencanain buat ngebetulin sendiri, saya ajak temen buat bantuin saya
  2. Synthesis, berusaha menangkap gambaran peecahan secara umum. Dari contoh diatas, saya ngebayangin agar motor saya irit, yang diubah tu komponen apa aja, di sini saya udah punya gambaran umum tentang motor saya nantinya
  3. Analysis, membagi masalah ke dalam bagian yang lebih kecil, mencari informasi yang berkaitan tentang pemecahan masalah di bagian tersebut. Jadi saya udah mikir misalnya buat karburator harus diapain, begitu jg komponen yang laen
  4. Application, menggabungkan informasi dari tiap bagian untuk membuat pemecahan masalah secara keseluruhan. Di sini saya udah tau biar motor saya irit harus diapain aja bagian2nya
  5. Comprehension, menggunakan teori dan data yang didapat untuk memecahkan masalah. Di sini saya mulai ngebenerin motor saya


Tapi yang harus diinget, bila setelah perbaikan tu motor saya msih tetap boros, ya saya harus mulai dari awal lagi buat ngebenerin motor saya. Di sini kita liat bahwa proses diatas ga slalu menghasilkan hasil yang bener. Supaya mengurangi tingkat kesalahan, hal penting yang diingat adalah melakukan pemecahan secara sistematis, buat dasar teori yang jelas, kalo perlu buat gambar situasi, buat asumsi2, dan usahakan buat jawaban secara rapi, biar mudah dikoreksi ama yang laen.


Buat bisa mengetahui jawaban yg dibuat bener ato ga, kita harus bisa mengestimasi jawaban. Bukan berarti kita asal tebak tanpa dasar yang jelas, estimasi seorang engineer jg berdasar perhitungan, cuma perhitungan dilakukan secara cepat dan sederhana, hasil yang didapat hanya merupakan bayangan awal jawaban sebenarnya. Bila estimasi kita hampir sama ma jawaban kita. Jawaban bisa kita anggap benar, tapi bila beda, kita liat lagi jawaban ato estimasi kita yang salah


Yang penting lagi adalah berpikir kreatif, dengan berpikir kreatif kita bisa menemukan pemecahan masalah secara cepat tanpa cara yang rumit. Tentunya cara berpikir kretif ini harus kita latih karena berpikir ketif merupakan poin penting dalam problem solving.

TUGAS KELOMPOK: MENGUKUR DIAMETER BULAN

Aduh bingung nuh gimana caranya ya? Kalo jadi primitif sih ga mungkin banyak, orang dulu ngukur jarak diameter bumi aja pake ilmu paralaks, gw jelas ga ngerti. Yang kami tulis di sini banyak pake cara canggih, tapi menurut kita, yang kita tulis di sini udah termasuk estimasi kog, liat aja..

Kalau menurut perkiraan saya sih ada beberapa cara, tapi saya coba 2 cara aja ya..

Cara I:
Saya pernah liat Neil Armstrong lompat di bulan, kira-kira dia loncat 6 kali lebih tinggi daripada di Bumi. Berarti percepatan gravitasi di Bumi kira-kira 6 kali di Bulan

g bulan = 1/6 g bumi
GM/R^2 = 1/6 Gm/r^2
M/R^2 = m/6r^2
ρ V bulan/R bulan^2 = ρ V bumi /6 r bumi^2
ρ 4/3 π R bulan^3 / R bulan^2 = ρ 4/3 π R bumi^3/6 r bumi^2

karena material penyusun bumi dan bulan kira-kira hampir sama, kita anggap

R bulan = 1/6 R bumi

dengan memasukkan nilai jari-jari bumi 6400 km didapat jari-jari bulan 1066,67 km
Jadi diameternya 2133,33 km

Cara II:
Pake kertas yang dilubangi lingkaran berdiameter 0,5 cm. Terus waktu bulan purnama "diplekkan" (uh bahasa Indonesianya apa ya?) lubangnya ke bulan. Ternyata jarak lubang itu ke mata kira-kira 55 cm. Jarak bumi ke bulan kita udah tahu 385.000 km. Dengan prinsip segitiga sebangun dapet

Diameter lubang/Diameter bulan = Jarak lubang ke mata/Jarak bumi ke bulan
0,5 cm/d = 55 cm/385.000 km
d = 0,5/55 * 385.000 km
=3500,035 km

Wah, kok selisihnya jauh ya? Setelah dilihat di Wikipedia, diameternya 3474 km ternyata Cara II lebih sukses. Kenapa ya?

Tim:
Andika Pratama
Ardianto Satriawan
Martin TH. Sirait
M. Zamroni
Zaki Mujahid

Tidak ada komentar: